- Episenter gempa bumi umumnya terletak pada samudra pasifik, yang dikenal dengan sirkum Pasifik.
- Penyebaran gempa tersebut juga merupakan penyebaran gunung api aktif.
- Penyebaran gempa ini membentang dari laut Mediterania ke Indonesia yang berhubungan dengan batas tektonik aktif antara lempeng Eurasia di utara dan lempeng Afrika, Arab dan Australia - India di selatan.
- Gempa bumi juga dihasilkan pada batas lempeng divergen atau batas pemekaran lempeng di pematang tengah samudra. Gempa tersebut umumnya adalah gempa dangkal.
- Gempa bumi juga terjadi pada sesar transfrom yang memisahkan batas pemekaran.
3. Skala Besar Gempa Bumi
Tahun 1935, CF. Richter membuat skala besarnya gempa bumi yang berasal dari pengukuran Amplitudo maksimum gempa bumi yang dihasilkan oleh model seismograf dan dihitung dengan jarak 100 km dari episenter gempa bumi.
- Hasilnya dinamakan skala richter dengan simbol Ml.
- Nilai Magnitude selalu berbanding lurus terhadap amplitudo maksimum (A) dari gelombang seismik dan berbanding terbalik dengan periode gelombang (T).
- Semua skala magnitude menggunakan logaritma dari hasil A dan 1/T.
- Tingkat Ml merajuk pada lokal magnitude.
Beberapa tahun berikutnya Richter dan Beno Guttenberg merevisi deskripsi magnitude dengan mengaplikasi amplitudo maksimum ground motion gelombang permukaan. Metode ini menghasilkan surface wave magnitude dengan simbol Ms.
- Nilai Ms = 7 digunakan sebagai batas bawah gempa bumi besar.
4. Ciri Seismik Gempa Dalam
- Fokus gempa bumi sedang (intermediate) berada pada kedalaman 40 - 60 km.
- Pada zona intermediate antara 100 - 300 km, fokus gempa bumi terletak pada lempeng yang menunjam.
- Kedalam tersebut terdapat hubungan peleburan dehidrasi dari mineral penyusun kerak (samudra) yang menunjam pada kedalam 150 km.
- Mineral penyusun kerak tersebut mengalami fasa transformasi menjadi granet dan jadeite piroksen yang berikutnya menghasilkan eklogit.Sehingga disimpulkan gempa terjadi pada lapisan eklogit